
Sintang-www.sintang-terkini.com-
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade M. Djoen Sintang menggelar pelatihan EWS, Code Blue System dan Code Red bagi tenaga kesehatan di RSUD Ade M.Djoen Sintang, pelatihan dilaksanakan di Aula CU Keling Kumang Sintang 11-14 November 2024.
Direktur RSUD Ade M. Djoen Sintang, drg. Ridwan Tony Hasiholan Pane mengatakan pelatihan ini sangat penting, dengan naiknya kapasitas Rumah Sakit, harus disesuaikan degan keterampilan, professionalisme srta kompetensi yang lebih baik. RSUD Ade M. Djoen Sintang melalui pelayanan gencar pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM tenaga kesehatan, baik perawat, bidan maupun para dokter dengan tujuan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.
“Pelatihan yang diberikan taori dan praktek, untuk kegiatan simulasi dilakukan di Aula CU Keling Kumang dan RSUD Ade M. Djoen Sintang, tenaga kesehatan dibekali dengan keterampilan dan budi pekerti serta empati yang baik,” kata drg. Ridwan Tony Hasiholan PaneKetua Panitia Penyelenggara dr. Kasiono mengatakan tujuan pelatihan ini untuk memberikan instrumen sederhana dan komplit terhadap kondisi pasien, ketika kondisi pasien memburuk, deteksinya cepat, tenaga kesehatan dapat bergerak cepak menolong nyawa pasien, dengan demikian tingkat kematian di Rumah Sakit akan menurun.
“Ini tentunya menunjukan kualitas pelayanan di Rumah Sakit selalu mengalami peningkatkan, menolong nyawa pasien dengan cepat dan tepat, kembali ke rumah dalam kondisi sehat kembali, pelatihan diikuti 30 peserta perawat 26 orang, bidan dua dan dokter umum IGD dua orang,” kata dr. Kasiono.
Sementara itu Ketua Tim Pelatihan Delvi Yanto menyampaikan tentang panduan EWS, Code Blue System dan Code Red, seluruh peserta dipastikan memahami dengan baik, peserta dipandu dengan harapan dapat mempraktekannya dalam bekerja. Peserta diberikan panduan tentang penatalaksanaan pasien kritis, SPO yang berkaitan dengan EWS, Code Blue System, mengenai kebijakan EWS diantaranya membuat contoh struktur organisasi dan uraian tugas dari anggota tim.
“Jadi yang kami harapkan disini tim ini sendiri karena dalam kondisi gawat darurat esensi adanya tim ini jangan sampai pasien dari kegawatan medis menjadi pasien berhenti napas,” kata Anesdelpiyanto.
